About Me

My photo
JUST EVERY DAY PEOPLE

Monday, March 26, 2012

A Tribute to my b’loved brader


Saya masih ingat betul masa kecil saya dan adik saya yang hanya berjarak dua tahun. Kami memiliki karakter yang berbeda jauh. Saya memiliki maskulinitas yang lebih banyak daripada adek saya, namun bukan bearti adek saya memiliki sifat2 feminin yg lebih banyak. Hanya adek saya ini super duper pendiam. Saat kami masih sama sama belum sekolah, kami seperti perangko, liburan pun tak mau dipisah. Jika saya ke sidoarjo, adek saya pasti akan minta ke sidoarjo, begitupun jika saya ke bojonegoro. Adek saya ini super duper rapi, dulu sebelum jam empat sore, dia pasti sudah merengek minta dimandikan, lalu dipakaikan baju dengan krah dan dimasukkan plus ikat pinggang, dan duduk manislah ia di depan televisi menonton scooby doo. Sedangkan saya, jangan harap menemukan saya dirumah sebelum magrib, saya pasti masih berkeliaran di sawah mencari keong, di lapangan maen kasti, atau masih di jalanan ngontel sepeda. Saya ini dulu, walaupun sayang sekali dengan adik saya, sering berbuat kriminal terhadapnya. Pernah saya paksa ia keluar ikut saya main ke lapangan, sampai ke lapangan saya acuhkan dia, hingga tiba tiba dia jatuh ke selokan yang penuh dengan perdu serupa putri malu yang durinya menancap di sekujur tubuhnya. Dengan semenamena saya tarik dia, saya pulangkan ke orang tuanya, dan saya kembali bermain tanpa menghiraukan tangisannya. Belum lagi saat dia saya takut takuti dengan tombakkiai pleret, menangis saja dia sampai habis suaranya. Sampai saat saya ajak dia sembunyi di kamar ketika orang tua kami datang, kamar ini memiliki dipan bertingkat, karena iming iming buah pir dari ibu saya, adik saya melanggar rencana saya untuk sembunyi dan pura pura menghilang, ia turun terburu dari dipan bertingkat dua hingga ia jatuh karna luput menginjak tanah. Saya menangis karna ketika saya coba bangunkan adik saya berkali2, tak jua ia merespon. Itu kenakalan terkhir saya yang saya sengaja, untunglah adik saya ini baik2 saja.

Saking diamnya, adik saya ini membuat orang orang penasaran. Wajahnya manis, ganteng, siapa saja yang melihat kami berdua berjalan bersama, pasti perhatian akan tertuju pada adik saya, hilanglah saya seperti roh gentayangan yang tidak dilihat orang namun bisa melihat orang. Adik saya ini benar benar membuat orang orang simpati, selain pendiam, penurut, ganteng, rapi, adik saya ini juga pintar. Saya seringkali iri, iriiiiiiiiiii sekali. Tiba tiba saja suka jahati dia, cari masalah ini itu, sudah kayak di sinetron itu. Sampai adik saya sakit demam berdarah, di tahun itu, tahun 1992 kalau tidak salah, Demam Berdarah masih di anggap sebagai penyakit yang berbahaya. Adik saya dirawat dirumah dengan diagnosa tifus dan diberi obat tifus selama seminggu. Badannya kurusssss sekali, setiap pulang sekolah saya sempatkan ke kali untuk mencari ikan jibut, sejenis ikan kali yang ekornya berwarna warni, menaruhnya di plastik, lalu menghadiahkan untuk adik saya. Saya pindah ikan ikan jibut itu di sebuah toples bekas astor, dan menaruhnya di sebelah kasur tempat adik saya tidur, saat terbangung, matanya mengerjap ngerjap bersemangat melihat ikan dengan buntut warna warni itu. Ibu saya malam malam menangis, saat tahu bahwa adik saya di diagnosa demam berdarah, beliau berdoa untuk kesembuhan adik saya sekaligus mengutarakan keikhlasan beliau jika adik saya tidak lagi berumur. Saya mendengarkan saja, dan menangis dalam diam, betapa irinya saya dengan adik saya, saya sayang dan tak ingin kehilangan dia. Tak apa saya iri seumur hidup, asal adik saya sembuh dan sehat kembali, doa saya waktu itu. Itu cobaan terberat bagi keluarga kami, setiap kali pulang sekolah, saya kerumah sakit, membacakan dia serial donal bebek dan paman gober, membantu memagang kakinya setiap kali suster mengambil darahnya, mengupaskan buah pir kesukaannya. Syukurlah adik saya sembuh, walaupun penyakit ini masih sering menyambanginya di tahun tahun berikutnya, namun tidak separah yang pertama.

Adek saya ini, walaupun lelaki, tapi lebih rapi daripada saya. Pikirannya tertata, tidak seperti saya yang mengandalkan 'apa kata besok', adik saya selalu 'punya rencana untuk besok'. Adik saya tahu benar apa yang di inginkannya dan apa yang baik buat dia, lagi lagi, tidak seperti saya yang suka bilang 'liat nanti aja'. Itu dulu, saya selalu mengira adik saya akan kuliah di jurusan HI, atau Informatika. Dia akan bergaya necis dengan baju krah dan jeans plus snearker, tidak lupa parfum yang wangi dan gel rambut, lalu lulus kuliah, kerja di sebuah perusahaan asing yang kemudian menobatkan dia sebagai employee of the year. Lalu foto manisnya akan terpajang di majalah Chic di rubrik jualan tampang dengan nomer tilpun, motto, dan tipe gadis pujaan. Lalu dia akan menikah muda, punya istri sosialita, anak dua yang unyu unyu, rumah di tengah kota dan mobil keluaran terbaru. Hem, bagus bukan imajinasi saya tentang adik saya. Yah, yang namanya imajinasi tentu saja bukan kenyataan, karna kenyataannya, adik saya masuk jurusan seni, desain produk, rambut gondrong, badan gemuk, kumis dan brewok meliar seperti sadam husein, badan bau kecut, pake kaos oblong plus jeans blawuk'en, sepatu yang sudah jebol sana sini, ngontel fixie kebanggaannya, tinggal di kontrakan yang berantakan plus bauk. Namun kecemerlangannya tetap tidak luntur, IPKnya berkepala 3, finalis beberapa lomba desain, menang PKM dengan proyek mainan anak tra la la lanya, sudah pintar cari duit pula. Sayangnya saya hanya ditraktir tiket pulang Mutiara Timur. Wahh...adik saya sudah besar sekarang, tidak bisa lagi kukempit kepalanya di ketiakku, atau kuciumi pipinya saat ia terlelap, atau kuhibur dengan ikan jibut berbuntut warna warni kala ia sedih, atau kutakuti dengan tombak kiai pleret saat dia nakal, atau ku ajak nonton scoby doo. Bagaimanapun, saya bersyukur punya adek seperti kamu @Alies Bayu, tetap jadi Bayu kami yang pintar, sopan, baik, berbakti pada bapak ibu, sayang sama keluarga, tak apa walau kamu masih tetap cuek, bauk, jelek, item, endut, suka tidur, suka makan. You will always be my little brother....Luv you in every way bro...

Semoga kamu bisa lulus dengan baik, bisa ke jepang, desain mobilmu bisa jadi mobil beneran, ketemu cewek cantik lahir batin yang sayang sama kamu dan tahan sama kecuekan dan kebauk anmu, bahagiain bapak ibuk (plus aku lo yo?), pokok intinya, tercapailah cita citamu...aye??..

No comments:

Post a Comment