About Me

My photo
JUST EVERY DAY PEOPLE

Monday, March 12, 2012

Rindu buat Mereka yang Nomer Satu ....^^

Setahun yang lalu, saya masih di rumah, di Jember, kota kecil yang sedang bergeliat tak sabar untuk besar. Di jam segini, maka saya ada di ruang keluarga, sama bapak ibu saya, minus adek saya karna berkuliah di Surabaya. Di jam segini juga, maka saya akan merebut paksa remote tv yang ada di tangan ibu saya yang perlahan terlelap dan kemudian sadar bahwa remotnya lenyap. Di jam segini pula, maka saya akan berdebat sama ibu saya, kenapa sih nonton sinetron, kenapa sih nonton berita, lalu ibu saya bilang, trus nonton apa, saya jawab nonton film aja. Di jam segini pula, maka ibu saya akan sedikit merengut karna saya dengan brutal merebut remot dan mengganti sinetron ke HBO (yang sebenernya esensinya sama, haha). Di jam segini juga, maka ibu saya akan menyuruh saya menonton TV di lantai 2 karna saya sudah menganggu jam sinetronnya. Di jam segini juga, saya pasti cemberut dan tidak beranjak dari tempat duduk sambil memegang remot erat erat, dan mendegarkan omelan ibu bahwa beliau ingin tau kelanjutan putri yang duah tidak ditukar. Di jam segini pula, maka saya melihat ayah saya di kursi goyang yang dengan lelap mendengkur tanpa terganggu pertengakaran saya dan ibu saya. Di jam segini pula, saya melihat nafas ayah saya bergerak teratur, menebus waktu yang telah setengah hari terganti oleh keringat. Lalu, di jam ini pula, ibu saya membentak saya sekali lagi, menyuruh saya menonton TV di lantai2, saya tetap tidak beranjak, duduk lekar seakan menyatu dengan tanah, tidak mau beranjak ke lantai 2. Apa mungkin yang kutemukan di lantai 2?, selain semilir angin yang sedikit membuat seram?, dan sedikit pantulan lampu kota yang sama sekali tidak hangat?, Ah...Ibu saya tidak tau, bahwa saya bertahan, bukan untuk HBO atau Nat Geo, tapi untuk setiap waktu yang sayang sekali untuk kulewatkan, menggoda ibu saya, membuatnya sedikit sebal pada saya, bertengkar masalah sinetron, melihat ayah saya dengan ekor mata saya yang telah lelap, dan mendengar dengkurnya di sela sela suara televisi, akan menjadi bonus jika adik saya ada dirumah, maka ia akan duduk di tengah tengah ruangan, menekuri laptop, memakai headset, dan mendendangkan tembang Oasis. Saya juga paham pasti, mengapa adik saya memilih autis di tengah ruang Tv kami yang kecil serta riuh dan bukan di kamarnya yang hangat.

Hari ini, di jam segini, saya masih di depan laptop, enggan bergabung menonton tv walupun yang di putar sinetron yang sama. Di sini jam segini, saya ditemani sebotol air putih karna lagi libur ngopi dan sekilo jeruk santang, masih sibuk mencari cari kata pembuka yang paling tepat untuk proposal saya. Disini jam segini, saya masih saya sibuk mencari air mata penanda rindu pada bapak ibu dan adek nomer satu saya.

No comments:

Post a Comment