About Me

My photo
JUST EVERY DAY PEOPLE

Thursday, June 16, 2011

Saking Manusia terlalu dimanjakan, Setan pun sampai menggugat

Judul saya panjang sekali yah?, tapi tak apa lah, sekarang kan jamannya yang panjang panjang, masak judul saya kalah sama episot seinetron?..loh?

Perihal tentang judul saya diatas, sebenarnya saya tidak berkehendak untuk menulis opini saya, saya hanya terlalu bergairah karena membaca sebuah "komik" yang di pinjamkan kawan saya pada saya. Perihal peminjaman ini bermula dari kepindahan saya ke Malang yang super mendadak, satu satunya buku yang saya bawa judulnya Psikologi Pendidikan, hah..bukan judul yang tepat untuk dibaca sambil tiduran bukan?. Lalu saya pergi ke toko buku yang menyediakan diskon seumur hidup (Toga Mas rek), saya beli saja Padang Bulannya Andrea Hirata setelah seorang kawan meyakinkan saya untuk kembali mencintai nya. Besoknya, buku saya ini di pinjam oleh kawan saya yang mengalami nasib serupa dengan saya, tak tegalah saya, kupinjamkan saja buku baru saya itu. Nah, disini baiknya, benar kata hadis entah siapa yang berujar, saya juga lupa, pokok inti hadis itu adalah, bahwa jika engkau berbuat kebaikan, maka kebaikan akan datang padamu juga. Rupanya kebaikan saya meminjamkan buku, dibalas dengan sangat cepat, hanya selang dua hari, mbak kristin, rekan seperjuangan saya menawarkan meminjamkan buku, "menawarkan saya", jarang jarang loh, biasanya kan saya yang maksa minjem buku. Ia menawarkan saya untuk meminjam tiga bukunya Pram (karna yang bumi manusia saya sudah baca) dan satu "komik" indonesia berjudul Hidup itu Indah karya Aji Prasetyo.

Saya ini tidak terlalu suka komik, suerr...satu satunya komik yang saya baca sampai tuntas ya detektif konan, sampai ada serial kartunnya di Indosiar, berhentilah saya baca komik. Nah, mbak kristin meyakinkan saya untuk baca komik yang satu ini, okelah, kata saya, lagipula pram terlalu berat untuk dibaca sambil tiduran, selain berat tebalnya juga berat isinya. Saya baca komik ini yang kemudian menamakan dirinya "Kumpulan Komik Opini", ternyata memang benar kata mbak kristin,,,,lucuuuuu,,,,lugasssss,,,,,cerkasssss,,,,,cerdassssss,,,,,konyollllll,,,,,,to the pointttttt,,,,,apa lagi ya? sekk....emhhh.....asekkkkkk pokoknya.

Awalnya saya ingin mengkritisi komik ini, lalu saya pikir, kritik akan hadir jika saya berfriksi dengan karya ini bukan?, tapi saya setuju seratus persen, ah..kalo begitu mensarani saja, lalu saya pikir lagi, tahu apa saya tentang komik, suka saja baru baru ini, apa yang mau saya sarankan?, saya jadi bingung menamai genre tulisan saya ini, hemm...apresiasi saja mungkin yah?, saya hanya ingin berbagi kesenangan, seperti mbak kristin yang berbagi komik ini pada saya, saya pun ingin berbagi sensasi tidak biasa setelah membaca komik ini pada pembaca (karena saya tidak mungkin meminjamkan komik yang bukan punya saya kan?).

"Hidup itu Indah", judul komik opini ini. Illustratornya adalah Aji Prasetyo, seorang sarjana seni rupa lulusan UM. Isinya mengkritisi kehidupan sosial politik dan agama di Indonesia dalam rentang tahun 2008 sampe 2010 (semoga benar). Mulai dari perang jawa, PKI, Amrozi cs, termehek mehek, minta tolong, FPI (Front Pencemar Islam), sampai kentut, ada disini. Aji Prasetyo dengan cerdas dan cerkas meramu isu isu sospol, agama dan budaya dalam guyonan yang ringan, gambar gambar yang ekspresif, dan tema tema keseharian yang sebenarnya berat, namun disajikan dengan sangat ramah. Membaca komik Aji ini mengingatkan saat saat dimana saya masih ber-Maha maha sebagai siswa, mengagungkan ritual ngopi padahal saya ngeteh sambil mengkritisi pemerintah sana sini, mencemaskan nasib adik adik yang sudah pandai bersolek dan rekreasi badan, resah karena semakin banyak mall daripada rumah pintar, geram saat lihat norman goyang india dan digilai masyarakat, gatel pengen nonjok saat lihat mukanya marzuki ali, ngomel gak jelas setiap kali liat iklannya termehek mehek yang jelas jelas bukan reality show (tapi kalo uda pake istilah show? Apa pantes di tambahi reality yah?), dibarengi geleng geleng prihatin, menatap jalanan yang sudah mulai kosong dengan mata nanar, atau tertawa terbahak bahak karna menyadari bahwa kami hanya bisa bicara. Ah...saya merindukan saat saat itu...hukz.... T-T.

Yuk kembali ke “Hidup Itu Indah”. Aji Prasetyo membagi kisahnya dalam lima babs (jamak ditambahi s), bab pertama berjudul Hidup Itu Indah, yang kedua Komoditi Itu Bernama Agama, yang ketiga Sekolah Bangsa Itu Bernama Media (saya suka judul ini, ingin kubajak saja rasanya), yang keempat Berpolitik Tanpa Melukai Akal Sehat, dan yang terakhir Sejumput Wacana Dalam Selembar. Kesemua babs ini menarik, tapi ada satu yang paling favorit bagi saya yang ternyata juga favorit bagi Ayu Utami si pengantar kata dalam komik ini. Yang menarik bagi kami (saya dan ayu utami) adalah salah satu kisah berjudul Setan Menggugat. Kisah ini tergabung dalam bab 2 yang berjudul Komoditi Itu Bernama Agama. Kenapa menarik?, karna Aji berusaha bersimpati pada setan.

Setan Menggugat?, kenapa loh?, usut punya usut karena sekarang manusia sudah banyak yang jadi setan, jadi setan mulai kehilangan pekerjaannya. Saya pun jadi ikut bersimpati pada setan, coba pikirkan, Tuhan ingin agar seluruh umatnya menyembah Tuhan, nah, saat setan menolak menyembah adam dan Tuhan menghukumnya, Setan merasa terkhianati, mungkin dalam hatinya begini “Aku kan nurut cuman mau menyembah Tuhan dan bukan adam, kok malah dihukum sih?”. Trus lagi, yang bikin si setan ini merana, dia selalu diijadikan kambing hitam untuk semuaaaaaaaaaaaa kesalahan manusia, secara implisit, setan ini dijadikan tolak ukur kemuliaan manusia berdasarkan keburukannya. Trus lagi, yang bikin si setan ini merana, dia tidak dapat kesempatan untuk bertobak dan masuk surga, tidak seperti kita manusia yang selalu dapat pengampuan setiap hari raya. Trus lagi, setan ini juga tidak dapat bonus binatang ternak kayak kita manusia loh?. Hmm,,,,kalau dipikr pikir, kasihan banget yah si setan ini, padahal satu satunya mahluk Tuhan yang konsisten melakukan perintah Tuhan ya si setan ini, mengganggu manusia. Jadi, saat Setan berusaha menggugat Tuhan atas posisinya yang serba tragis ini, saya hanya bisa berkata “semangaattt..”.

Parodi singkat tentang setan tadi mohon jangan dimaknai terlalu serius, jangan juga sodori saya dengan hadis dan ayat ayat, saya belum mengerti itu semua. Saya hanya ingin mengajak pembaca untuk merenungkan kembali kehidupan ini melalui komi Aji ini. Judul ini menarik sekali bagi saya, kenapa?, karena kemudian saya kembali mempertanyakan semuaaaaanyaaaa. Pencitraan setan ini yang kemudian saya tanyakan, juga pencitraan bonus bonus binatang ternak sebagai embel embel beribadah, isu klasik memang, namun ternyata tetap jadi PR dan belum juga terjawab. Saya paham bahwa manusia itu dasarnya bersifat prakmatis, jadi konsep Tuhan yang kalkulatif di anggap paling pas sebagai konsep doktrinasi. Nah, lagi lagi si setan yang kena getahnya, sudah dikambing hitamkan, di jelek jelekkan, di hukum, tidak diberi kesempatan bertobat, tidak boleh masuk surga pula. Humm...kalo mengingat nasib setan ini, betapa beruntungnya kita jadi manusia yah?, dan bukan setan. Kita memang benar benar dimanjakan Tuhan. Alhamdulillah....

Melontarkan sebuah sikap kritis optimis itu memang bukan hal gampang, tidak seperti kritik pesimis dan anarkis yang cukup dengan menggerutu dan merusak. Kritik Optimis disampaikan dengan cara yang damai, santun, namun tepat sasaran, dan jangan lupa solusi. Inilah yang tidak dilupakan Aji Prasetyo. Solusi itu tidak tampil dalam tanda kutip dan di akhiri dengan jargon “salam super”, namun ia mencoba membuka ruang dialektika dalam kisah kisahnya, ruang dialektika bebas yang membiarkan para penikmat kisah ini menjadi sensitif dan berpikir kritis optimis. Jika saya melihat berita berita sospol di televisi swasta apalagi tv satu yang lebay, saya suka takut dan ngeri sendiri melihat dan mengetahui kesakitan bangsa ini, saya suka sebel, geregetan, darah tinggi saya semakin tinggi melihat para pemangku negeri yang masih betah bermunafik ria. Saya suka bertanya, “kemaluannya” dimana yah?. Ah, daripada nonton berita seperti itu, jika esensinya adalah mengetahui perkembangan bangsa ini, saya lebih memilih menikmati komik opini Aji Prasetya saja, biar dia yang nonton ngerinya berita di bangsa ini, lalu dia akan meramunya dengan komik yang asyik, dan saya akan membacanya. Hihihhiii...saya jadi menemukan cara yang menarik untuk ber berita.

Saking senangnya saya dengan komik ini, saya ingin teman teman juga menikmatinya, bagi yang sudah membaca boleh membaca lagi, bagi yang belum, sempatkanlah membaca, dan mari kita bersama sama merasakan bahwa “Hidup Itu Indah”

seri virtualnya bisa teman teman baca di link ini http://klewang.multiply.com/.

Thursday, May 19, 2011

Kembali Belajar (Berbagi) by Alies Poetri Lintangsari on Friday, May 20, 2011 at 12:16am

Malam kemaren saya menghadiri Diskusi Buku Sehimpun Puisi "Manusia Utama" karya Y Thendra BP, di warung gubug. Malam kemaren juga merupakan malam pertama saya pulang pagi setelah hampir setengah tahun terakhir jadi anak rumahan. Pulang karena morning call ibu saya yang mengingatkan, "Mbak, sudah jam 1 lo". Saya selalu candui malam, entah kenapa. Mungkin karna malam membiarkan saya bebas bermimpi, karna malam masih menyajikan harapan yang ia titipkan pada pagi, karna malam saya bisa bertemu dengan kawan kawan yang berani berdiri pada idelisme mereka, berani menantang dunia yang sudah biasa dengan menjadi luar biasa.Salut dan terimaksih pada kalian karena telah menjadi begitu berani. Seketika itu juga saya merasa bahwa saya hanyalah orang beruntung yang telah menyerah (pada diri saya sendiri, pada idealisme saya sendiri), saya menghianati diri saya sendiri. Pernah merasa tidak? Menghianati diri sendiri? Rasanya aneh, seperti menjadi pecundang ditambah pengecut ditambah penakut ditambah penipu, wuizz..saya sampai tidak tega menuliskan dan menjumlahkannya dalam bentuk sama dengan. Yang pasti, rasanya seperti kehilangan separuh diri saya. Kadang saya suka benci pada diri saya, kenapa saya menyerah begitu cepat, untuk sesuatu yang mereka sebut realitas, untuk sesuatu yang mereka sebut kebaktian, untuk sesuatu yang mereka sebut dunia nyata. Saya hanya ingin berusaha menyebutnya hidup, yah, bagaimanapun saya harus tetap hidup bukan?, harus, walau dengan diri saya yang menghianati dan terhianati. Hem, sudah sudah curhatnya..(sambil mengelus jidat saya sendiri).

Ada yang bilang (saya lupa siapa), bahwa seperti apapun realita, seburuk buruknya ia, maka ia akan tetap yang terindah, karna ia nyata. Namun, setidaknya bagi saya, ia (realita) itu menakutkan, ia bisa mengambil dirimu kapan saja dan dimana saja untuk sesuatu yang terkadang sangat sepele, begitu sepelanya sampai sampai membuat dirimu geleng geleng kepala, menepuk nepuk jidat, mengelus elus dada dan berkata "oalah....mung ngene tok to?". Dan perlahan akan membuatmu membenci dirimu sendiri karna telah menukar harta karunmu dengan sesuatu yang (lagi lagi) bernama realita. Hadegh....ketemu terus sama yang satu itu, dimanapun, bahkan dalam mimpi pun aura seramnya masih bisa saya rasakan. Saya hanya tidak menyangka akan bangun secepat ini. Amunisi saya belum memadai, otak saya juga masi sepenuhnya perawan, ahh..mungkin sebenarnya saya hanya tidak ingin bangun secepat ini. Tapi ternyata saya harus.

Intinya sebenarnya adalah bahwa masa depan itu seperti bom waktu dengan detikan yang begitu cepat, tau tau ia meledak di hadapanmu tanpa memberimu kesempatan untuk memilih menggunting benang biru atau merah. Pilihannya adalah hanya satu, face it. Itulah yang sekarang sedang saya lakukan, kembali belajar (berbagi).

Saya seringkali bermasalah dalam teknik menulis, saya hanya menulis semau saya, teman teman seringkali bilang bahwa tulisan saya suka tidak relevan antara judul dan isi, dan saya pastikan tulisan yang satu ini akan bernasib sama. Karena ada inti yang lebih sebenarnya lagi dalam tulisan ini selain masa depan yang seperti bom waktu.

Inti yang lebih sebenarnya itu adalah bahwa saya ingin mengajak teman teman semua untuk kembali belajar berbagi, bagi yang telah berbagi mari kita berbagi bersama. Saya ingin mengajak teman teman untuk berbagi jendela dunia, berbagi buku. Buku apapun itu, yang pasti bukan buku kamasutra atau baghawad gita, bukan bearti buku itu tidak berguna, yang pasti tidak sekarang, karna buku buku yang saya maksudkan adalah buku buku untuk teman teman kita di Halmahera Selatan, Maluku Utara, tepatnya di 5 kecamatan, yaitu di Kecamatan Bacan, Bacan Selatan, Bacan Timur Tengah, Botanglomang, dan Mandioli Utara.

Teman teman pasti bertanya lagi, ngapain kita ngasih buku jauh jauh ke Halmahera Selatan? Hem..jadi begini ceritanya,,alkisah..hiduplah seorang gadis yang baru jadi sarjana, kemudian dia mencoba mendaftar untuk menjadi Pengajar Muda dalam program Indonesia Mengajar yang digawangi oleh Anies Baswedan. Pengajar Muda ini nantinya bertugas untuk menjadi guru di desa terpencil cil cil cil selama setahun. Dari sekitar 2000 pendaftar, entah karena kesalahan sistem, panitia yang udah ngantuk menyeleksi, atau memang begitu adanya, dengan ajaib, gadis ini lolos dalam penjaringan awal, dari 2000 peserta menjadi 200 peserta yang kemudian akan direduksi lagi menjadi 70 peserta. Girangnya bukan kepalang gadis ini, "wah,,aku jadi Butet Manurung euy...ihir ihir..!" begitu seru hatinya, tapi ternyata tidak dengan bapak ibunya yang diam seribu bahasa dengan alir yang berkerut. Ah..tak apalah, pikirnya, let me do what i want this time, katanya membeo the smith. Berangkatlah ia untuk mengikuti tes selanjutnya dengan semangat empat lima ditambah semangatnya bung tomo, nah lo, kurang apa cobak?. Entah karna memang dia yang tidak memenuhi syarat atau karena jampi jampi orang tua yang tak rela anaknya pergi menghutan, gagallah ia di tahap terakhir itu. Hem,,hanya bisa menarik nafas panjanggggggggggg sekali, berusaha memahfumkan semuanya, mencari cari pledoi yang tepat pada uban bapak ibunya, akhirnya dia berkata "mungkin bukan sekarang, iya, mungkin bukan sekarang". Lalu memaksakan senyum, dan lagi lagi runtuh senyum itu seraya berkata "padahal saya sudah sangat dekat".

Begitulah, walaupun gagal menjadi Pengajar Muda, Indonesia Mengajar memberikan peluang untuk berbagi dengan cara lain, cara yang jauh lebih mudah. Yaitu menjadi Penyala dalam program Indonesia Menyala. Siapa saja bisa menjadi Penyala, siapa saja, teman teman juga bisa. Tujuan dari Indonesia Menyala adalah membuat perpustakaan portable yang dinamis dengan pustakawan yang portable dan dinamis pula. Kontribusi yang bisa teman teman berikan (jika ingin menjadi penyala) hanya mengumpulkan buku buku apapun itu, baik baru maupun lama, murah maupun mahal, lalu memberikannya pada saya, dan kemudian saya akan menyetorkannya pada Indonesia Mengajar yang kemudian akan didistribusikan ke daerah daerah yang membutuhkan. Kegiatan ini digagas atas aspirasi dari para pengajar muda angakatan pertama yang menemukan kesulitan dalam penyediaan buku buku, baik buku pelajaran maupun buku buku lainnya. Bagi teman teman yang berminat menjadi Penyala, bisa segera mengumpulkan buku buku dan bisa menghubungi saya untuk pengumpulannya. Bisa lewat FB atau langsung hubungi saya di no. 085 236 110 350. Teman teman tidak perlu repot repot mengantarkan apabila tidak sempat, saya akan dengan senang hati berkunjung dan mengambil buku buku tersebut.

Berikut ini saya lampirkan data jenis jenis buku yang diperlukan sebagai bahan acuan, namun tidak perlu terbingkai pada ini, teman teman tetap bebas berbagi buku apapun asal bisa bermanfaat bagi teman teman kita di Halmahera Selatan.

I. Buku-buku fiksi dan majalah macam National Geo (sumber: Rahmat Danu Andika)

II. Buku-buku kebutuhan SMK Indong (sumber: Rahman Adi P)

- Dasar-Dasar Listrik

- Teknik Listrik

- Pemasangan Instalasi Listrik

- Ilmu Baku Listrik

- Mengoperasikan genset

- Sistem kontrol

- Jaringan distribusi

- Analisis gambar diagram instalasi

- Praktek instalasi listrik rumah tingga

- Teknik kontrol

- Bahasa Inggris untuk SMK

- Bahasa Indonesia untuk SMK

- Matematika untuk SMK

III. Buku-buku kisah atau buku cerita yang inspiratif (sumber: Rhamdani Kurniawan)

IV. Buku-buku bergambar untuk anak usia kecil (sumber: Hendra Aripin)

Terimakasih telah meyempatkan membaca keluh kesah saya, terimakasih pula telah membaca ajakan saya. Saya benar benar berharap teman teman semua bersedia bergabung dengan saya dalam Indonesia Menyala. Jika ingin mengetahui info lebih lanjut, teman teman bisa gabung dengan web page kami dalam Indonesia Menyala dengan pokja Halmahera Selatan Menyala. Bisa juga mengunjungi website kami dengan link berikut http://www.indonesiamengajar.org/

Ditunggu partisipasinya teman..mari kembali belajar berbagi ^^

Saturday, March 26, 2011

untitled

Jika memang idealism adalah satu satunya (yang ) masih di punyai kaum muda. Saya yakinkan anda, siapa saja yang membaca tulisan ini, bahwa (mungkin, saya sendiri tidak yakin) saya telah kehilangan itu. Bisa dibilang bahwa saya ini tipikal orang yang (mungkin agak) idealis, ternyata setelah saya sampai pada proses ini, saya bisa nyatakan bahwa saya ini seorang realis (dengan berbagai pertimbangan). Mengingat puisi Robert Frost, begini bunyinnya “Two roads diverged in a wood, and I,I took the one less traveled by, And that has made all the difference”, artinya kurang lebih begini, “dua jalan terbentang di hutan kuning, dan aku, aku akan mengambil jalan yang jarang dilalui, dan itulah yang membuat segala perbedaan”. Saya (sebenarnya) mempunyai talenta tersembunyi untuk menjadi pengembara itu, pengembara yang memilih jalan yang tidak biasa dipilih oleh orang kebanyakan, jalan yang mungkin becek sana sini tapi penuh pemandangan alam yang indah dan menawan, buat saya, pengalaman itu jauh lebih berharga dari pada memakai sepatu manolo blahnik atau bra piere cardin, terlebih karna saya tidak tertarik dengan harga kedua brand itu (larang cuy). Namun ternyata, mimpi saya itu harus saya redam dulu, karna saya punya mimpi mimpi lain di pundak saya ini yang menanti untuk diwujudkan, mimpi bapak ibu saya. Seringkali saya merasa marah, semenjak masa SMA, saya selalu mematuhi apa yang bapak ibu saya bilang, mulai dari keinginan saya yang sangat ingin menjadi pelajar ilmu sosial tidak terwujud karna sabda bapak bahwa kecenderungan anak pintar adalah menjadi pelajar ilmu alam. Seringkali saya marah, karena saya harus dan lagi lagi mengesampingkan keinginan saya, namun, setiap kali melihat bapak dan ibu saya tertidur didepan televise dengan dengkur lelah, saya kehilangan setiap tetes idealism saya, saya selalu ingin mengganti wajah lelah mereka dengan binar bangga, binar bangga, pada saya. Beberapa waktu lalu, saya sudah sangat dekat dengan mimpi saya, namun disaat yang bersamaan, muncul mimpi bapak ibu saya. Saya limbung, sempat terpikir untuk berontak saja, sempat terpikir untuk mengatakan “let me do what I want this time, just this time”, namun lagi dan lagi, melihat setiap helai uban yang tidak lagi bersembunyi malu di kepala bapak ibu saya, mata lelah beliau berdua, keluhan asam urat yang kambuh akibat makan kacang, cita cita bapak saya untuk berlibur ke cina dan ibu yang ingin umroh berdua dengan saya, dan dengkur lelah kala malam mulai sunyi, maaf beribu maaf, saya hanya tidak bisa memenangkan idealism saya atas semua itu. Saya masih mengimani dengan sangat bahwa restu orang tua adalah restu Tuhan, semoga suatu saat, saat mimpi mimpi di pundak saya sudah tuntas, saat bapak ibu saya sudah mulai merelakan saya, saat hanya ada saya dan mimpi saya saja, idealism itu masih ada, masih tetap disana, menanti untuk diwujudkan, although it takes times, maybe a lot lot of times….^

Monday, March 7, 2011

Akhir Maret dan Indonesia Mengajar

Kemaren saya download lagunya ColdPlay, judulnya “Fix You”. Lagu ini sengaja saya donload karena beberapa alasan, yang pertama karena melodinya benar benar easy listening, dan yang kedua karena liriknya super duper bagus, dan yang ketiga karena saya dengan SEPESIAL mempersiapkan tembang ini untuk saya pribadi. Perihal saya mempersiapkan lagu ini untuk saya pribadi karena saya yakin bahwa lirik lagu ini cukup menguatkan saya dan menerima segala sesuatu nya dengan hati yang lapang. Inilah kutipan lirik lagu Fix You by Cold Play yang dengan sewenang wenang saya gubah menjadi “Fix Me”,

When you try your best, but you don't succeed
When you get what you want, but not what you need
When you feel so tired, but you can't sleep
Stuck in reverse

Lights will guide you home
and ignite your bones
and I will try to fix me

Yah, itulah sekilas info tentang lirik lagu Fix “Me” yang saya yakini akan mampu menguatkan saya di akhir maret nanti.

Nah, sekarang, alasan kenapa saya memutuskan untuk donload lagu ini?, ini bermula September tahun lalu, saat saya kerap ngenet untuk mencari materi skripsi saya. Iseng iseng saya mencari informasi tentang gerakan Indonesia Mengajar yang digagas oleh Anies Baswedan, info ini pertama kali saya ketahui dari salah satu stasiun televise swasta. Saat saya mulai mengunjungi websitenya, saya langsung jatuh cinta, pada pandangan pertama pula, lalu saya berniat mendaftar, dan saya ingat (waktu itu) saya belum lulus kuliah, sedang skripsi pula. Hum, saya pulang kerumah, tidak dengan kecewa karna saya belum bisa mendaftar, tapi dengan semangat baru, yaitu, tahun depan saat sudah ada tambahan S.S dibelakang nama saya, saya akan langsung mendaftar Indonesia Mengajar. Tekat saya bulat, sebulat kepala si upin dan si ipin.

Saking sibuknya dengan skripsi, saya melupakan ambisi saya dan IM, lalu, suatu hari, saat matahari bersinar cerah, dan angin berhembus lembut (asline gak padahal), saya pergi ke warnet (karena lagi bokek untuk isi ulang modem). Pergi ke warnet (kemudian) menjadi runtinitas saya (hampir) setiap hari, karena saya harus mengecek email saya, dan melihat info2 loker dari job agent saya, Lina, dari jobstreet.com. Waktu itu, ada beberapa info yang menarik hati saya, editor, reporter, penterjemah dan sbgainya, namun saya sedang tidak tertarik. Lalu saya ingat IM, saya putuskan untuk mengunjungi websitenya, dan wajah saya langsung sumringah, ini saatnya mendaftar, begitu kira2 ekspresi saya berkata. Jadilah saya mendaftar gerakan Indonesia Mengajar, bukan hal yang sulit bagi saya, karena persyaratan pendaftaran mengaharuskan pendaftar menulis essay dengan beberapa tema berbeda. Karena saya suka menulis, saya menyukai dan menikmati saja sesi ini. Akhirnya selesainya proses daftar mendaftarnya. Lalu saya pulang, dengan harapan baru, mungkin saja saya akan jadi the next Butet Manurung yang mengabdikan hidupnya di Sokola Rimba, mungkin. Saya yakin bahwa jika kau menginginkan sesuati dengan sungguh sugguh, maka semesta akan membantumu, tapi saya jadi (tidak) yakin kali ini, karna banyak teman teman lain yang prestasinya luar biasa hebat. Sedangkan saya, niat saja yang heboh. Pesimisme ini yang membuat (tepatnya memaksa) saya untuk sejenak melupakan IM, saya berusaha nuting tu lus dengan harapan agar tidak patah hati kalo ditolak. Bayangkan saja, dari 1800 pemuda pemudi di seluruh Indonesia, yang terjaring hanya 264 anak, saya nyaris tidak punya peluang.

Beberapa waktu kemudian, saya kembali membuka email saya, memeriksa kembali surat surat dari job agent saya, Lina, dan tanpa diduga ada sebuah surel dari Anies Baswedan, saya takut untuk membukanya, tak kuasa menghadapi fakta bahwa saya ditolak, tak kuase, tak kuase, begitu kata saya sambil menutup mata (asline yo gak lebay ngunu seeh), akhirnya kubukalah surel itu, dan inilah isinya “Alies poetri yang baik,

Salam dari Gerakan Indonesia Mengajar!

Kami ingin menginformasikan bahwa Anda telah lolos proses seleksi tahap pertama. Selanjutnya, kami mengundang Anda untuk mengikuti seleksi tahap kedua, yaitu Direct Assessment. Kegiatan Direct Assessment akan dilakukan satu hari penuh sesuai dengan jadwal dan susunan kegiatan yang sudah kami tentukan untuk Anda.

Kami sangat mengharapkan kedatangan Anda dalam tahap yang sangat penting ini, untuk mengetahui lebih jauh tentang keinginan dan aspirasi Anda sebagai Pengajar Muda. Informasi lebih lanjut mengenai jadwal Anda dan urutan kegiatan Direct Assessment akan dikirimkan menyusul melalui email.

Terima kasih untuk semangatnya selalu.

Salam hangat,
Anies Baswedan

Haaaaa,,,,,saya melayang layang, seperti terbang ke langit ketujuh, kesepuluh malah, ahhh…saya heboh gila. Saya umumkan kepada adek adek kos saya, betapa senang nya saya saat itu. Saya benar benar tidak menyangka bahwa saya lolos di seleksi tahap 1 Indonesia Mengajar. Lalu saya semangat empat lima mempersiapkan persiapan untuk seleksi tahap kedua, hmmf…tapi semangat saya yang setinggi gunung drop tiba tiba saat saya melihat daftar teman teman lain yang kebanyakan (hampir semua) berasal dari Universitas ternama, bukan bearti saya bilang bahwa kampus saya tidak ternama, tapi, jika dilihat dari rangking UN terbaik senegeri ini, UN UN tersebut diatas, posisinya diatas UN saya. Saya limbung, saya grogi, nervous jadi satu, apalagi pas lihat ada peserta lulusan luar negeri, ahhhhh…saya jadi benci diri saya sendiri yang kehilangan semangat juang bahkan sebelum bertanding. Tapi tenang saja, saya tetap bertempur, dengan kepercayaan diri yang di ada adakan. Heheheh

Tibalah hari itu, direct assessment seleksi tahap kedua Indonesia Mengajar. Semula saya membanyangkan bahwa saya akan minder dan tidak menikmati proses ini, memang benar, semua berasal dari diri kita sendiri. Saat kita menyadari bahwa kita adalah sebuah semesta kecil yang turut menyeruaki semesta raya ini, maka seketika kita akan berusaha melakukan semampu kita, semaksimal mungkin. Itulah yang terjadi dengan saya, saya hanya tidak ingin melewatkan kesempatan hebat ini, saya harus melakukan yang terbaik, selanjutnya, terserah Tuhan.

Dan memang, ketika kita sanggup berkompromi dengan diri kita, maka semesta akan turut jua, saya sangat menikmati sesi ini, melihat para calon pemimpin hebat yang penuh dengan segudang prestasi bersedia meluangakan waktu setaun untuk terasing di pelosok, mengajar alphabet dan tambah tambahan pada saudara saudara kita yang tak sempat merasai nikmatnya pendidikan. Sungguh aku tak kecewa, jika toh pada akhirnya saya tidak lolos pada tahap berikutnya. Berkesampatan mengenal teman teman dengan visi yang sama, berbinar saat kami membicarakan tentang apa yang akan terjadi saat kami di pelosok nanti, bersemangat saat kami saling mendoakan agar lolos pada tahap berikutnya. Sungguh pengalaman yang luar biasa, bisa mengenal teman teman baru dengan semangat yang luar biasa. Seandainya kita masih diberikan kesempatan untuk bersama lagi teman, jangan lupa foto foto yah…(lah..?)

Sebenarnya, saya tetap merasa membutuhkan Coldplay dengan tembang Fix You nya, karena saya tetap akan merasa sedih jika akhirnya saya ditolak.

Untuk teman teman calon PM, terimakasih atas binar cerah mata kalian yang penuh semangat dan inspirasi, Vany, Aulia, Uzi, Diastri, Redha, Belqis, Icha, Jaka, Ichal, Najib, Reden, dan teman teman lain yang belum sempta berkenalan. Semoga, siapapun dari kalian yang lolos menjadi PM dapat menjalankan tugas dengan baik, titip salam untuk saudara saudara kita disana, titip mimpi juga yang pasti akan kulanjutkan dengan cara lain. Senang mengenal kalian semua..senang juga sudah donload lagu Fix You, jadi saya yakin seratus persen bahwa saya sudah siap dengan kemungkinan apapun yang terjadi di akhir maret nanti. ^^

Wednesday, February 16, 2011

Perempuan Eksistential dan Shock Therapy yang Tak Pernah Usai


Istilah Eksistential pertama kali diperkenalkan oleh filsuf bernama Soren Kierkegard di akhir zaman modern lewat pemikiran filsafatnya, Eksistensialisme. Kierkegard, melalui eksistensialisme ingin menyampaikan bahwa manusia adalah mahluk otentik yang memiliki kebebasan untuk memilih jalan hidup. Manusia dikatakan sebagai mahluk eksistensial apabila ia memilih jalan hidupnya dengan penuh kesadaran dan dengan penuh tanggung jawab.

Eksistensialisme kemudian dianggap sebagai salah satu paham yang mendorong dekontrusi sosial, moral, juga budaya. Eksistensialime adalah counter back dari Materialisme, Newtonian, Idealisme, Rasionalisme dan isme isme yang memformulasikan manusia dalam tatanan objektif (yang terkadang cenderung dangkal seperti menafikkan hirarki kemanusiaan berdasarkan SARA). Hubungannya dengan perempuan adalah bahwa Eksistensialisme pula yang pada akhirnya mendorong para perempuan modern mencetuskan gerakan feminisme, gerakan yang dianggap (dan memang) sebagai pencerahan bagi masa depan perempuan. Sebuah gerakan yang mendekontruksi tatanan sosial dan budaya yang secara objektif menempatkan perempuan dalam posisi inferior. Berterimakasih kepada Mary Wollstonecraft yang merupakan pencetus feminis modern bukanlah hal yang berlebihan, karna dengan buah pikir Wollstonecraft, saya, perempuan, dapat belajar, menulis, dan bebas beraspirasi (sama seperti laki laki). Wollstonecraft percaya bahwa perempuan seharusnya dapat menikmati ekualitas dalam ranah sosial, budaya, dan juga intelektual (sama seperti laki laki). Ini adalah shock therapy pertama bagi para perempuan dunia.

Perempuan yang awalnya dianggap sebagai second creature menemukan titik terang dalam konstruksi dunia. Tidak sedikit dari perempuan dunia yang kaget seperti ayam yang baru saja keluar dari kandang, lari kesana kemari, tubruk sana sini, lalu hilang arah dan mendeklarasikan feminisme sebagai sebuah pembebasan (dan bukan solusi). Pembangunan kembali wacana tentang Nature (ranah seksualitas yang baku) dan Nurture (ranah gender yang perceptual) mulai menjadi PR baru bagi para feminis yang menganggap bahwa shock therapy pertama sudah mulai keluar jalur. PR selanjutnya adalah untuk membangun jembatan guna menjembatani kewajiban Nature perempuan sebagai Ibu dan keinginan Nurture perempuan sebagai istri dan manusia bebas. Maka muncullah gerakan Post-Feminisme yang me-(re)dekontruksi paham sebelumnya. Untuk kemudian menjadi Shock Therapy lanjutan bagi para perempuan dunia. Jika laki laki bisa menyalurkan syahwatnya kapan saja, dimana saja, dan dengan siapa saja, mengapa perempuan tidak?. Pemikiran radikal tentang penguasaan dan apresiasi tubuh perempuan mulai menafikkan makna moralitas. Bagi saya pribadi, feminisme adalah sebuah solusi atas ketimpangan perlakuan sosial, budaya, dan terlebih lagi intelektualitas terhadap perempuan. Solusi seharusnya membawa perempuan pada tingkat kehidupan yang lebih cerdas, pintar dan bijaksana. Menafikkan Nature yang kemudian (secara tidak langsung) menafikkan tatanan sosial, budaya dan moralitas (bagi saya) bukanlah sebuah pilihan, melainkan sebuah ujian yang datang bersamaan dengan sebuah keleluasaan. Sebuah ujian yang sebaiknya dibijaki dengan cermat. Menjadi perempuan eksistensial (mungkin) adalah jawaban dalam mereaksi shock therapy ini. Cermat melihat kehidupan, bijak menjalani kehidupan, anggun dalam rangkulan nature dan nurture serta tidak terburu buru dalam menyikapi sebuah fenomena. Perempuan Eksistensialis adalah perempuan yang dengan sadar memilih jalan hidupnya sesuai dengan nature dan nurture yang melingkupinya, sadar akan konsenkuesi dari pilihan hidupnya, dan bertanggung jawab atas jalan hidupnya. Perempuan merupakan kunci dari sebuah peradaban, perempuan eksistensial akan mencipta sebuah peradaban yang eksistential pula. Ingat, shock therapy ini takkan pernah usai.

Wednesday, January 26, 2011

Tanpa Tempat Duduk

Hari ini blog saya dapat kunjungan. Sahabat saya, Ajeng, tiba tiba berkunjung dan kecewa, ia mengirimi saya pesan singkat, isinya begini "Blog mu kok mati byar pet, tidak ada entry baru dalam blog mu?", saya jawab "saya sedang terserang white paper syndrome".
Yah, memang, pasca menerima ijazah dan tidak melakukan apa apa dirumah selain menonton tv, membaca, mengajar dua kali seminggu, on line, setrika, cuci piring dan pekerjaan remeh temeh lainnya, saya memang tidak lagi memefungsikan otak saya ini, huff...rasanya seperti naek kereta logawa dengan tiket "tanpa tempat duduk", saya tidak dapat view jendela untuk membantu saya melamun, dan juga tidak dapat sandaran yang membantu saya tidur.Ngobrol dengan orang yang sesama berdiri pun tidak nyaman, mau buka hp dan online tangan saya sibuk mencari pegangan, untung kuda kuda kaki saya sudah stabil akibat satu tahun lebih menjadi Tour Leader yg diwajibkan berdiri stabil untuk membagikan logistik pada para peserta tour.

Benar, menjadi PNS (Pengangguran Namun Sarjana) seperti saya ini, rasanya seperti penumpang logawa dengan tiket "Tanpa Tempat Duduk", melamun menjadi tidak nyaman, menerawang melihat pemandangan di luar kereta jadi membosankan, semakin resah melihat orang orang yang sudah mendapat tempat duduk karna sudah terlalu capek berdiri, belum lagi keberadaan saya yang mengganggu lajur lalu lintas di dalam kereta, apalagi bersantai dan mencoba tidur malah tidak aman, bisa bisa saya dijambret, handphone yg merupakan warisan paling berharga saya bisa bisa hilang, jadilah saya manusia purba dalam modernitas.

Benar benar kondisi yang tidak mengenakkan, rasanya seperti konstipasi, ingin keluar tapi ada yang menahan. Namun ada kalanya saya menjadi PNS yang lain (Pencari Nafkah Serabutan), translate sana sini, ngajar dua kali seminggu, jika lagi dapat door prize, saya bisa jalan jalan dan dibayar sebagai tour leader, yang terakhir ini idaman saya selalu. Namun tetap saja, PNS yang pertama ataupun yang kedua tetap membuat saya merasa seperti membeli tiket logawa "Tanpa Tempat Duduk". Hmm, PNS yang beneran, yang orang tua saya idam idamkan untuk jadi profesi saya adalah Pegawai Negeri Sipil. Seoarang kakak mengatakan pada saya, kamu terlalu muda untuk jadi PNS (yang sebenernya), kreativitasmu bisa tumpul bahkan sebelum runcing, melalang buanalah dulu selagi muda, rasakan desiran pantai dari timur dan desahan angin dari barat, tinggalkan jejakmu di setiap tempat, agar kamu punya sesuatu yang tidak orang lain punya. Ahhhh,,mendengarnya saja saya sudah ngiler ngiler, mupeng tingkat tuju seperti teman teman lelaki saya yang sudah mulai on pasca liat aksi miyabi, mendengarnya saja saya sydah mencapai ekstase tertinggi bahkan sebelum saya merasakan nikmatnya orgasme. Uhhh, sungguh mati aku ingin hidup yang seperti itu, setidaknya selama tiga atau lima tahun, hingga saya memutuskan untuk berhenti dan bersinggah untuk waktu yang lama.

Ahhh, sudahi saja sedu sedan ini, saya semakin bingung dengan apa yang saya tulis, hmff..tapi saya akan tetap berusaha mencari tiket dengan tempat duduk VIP, yang membawa saya keliling dunia, belajar sesuatu yang baru dari setiap kehidupan, menghirup desahan udara yang merayuku manja, menderma setiap kebajikan yang di anugerahkan Tuhan padaku, dan membawaku ke setiap destinasi yang tak berujung.

What a wonderful life would be, sayangnya saya masih dapat tiket bertuliskan "Tanpa Tempat Duduk", saya harus lebih keras lagi melatih kuda kuda saya untuk bertahan dan maju.

Special thank for Ajeng, for reminded me the joy of writing

It's a beautiful escaping. isn't it? ^^